Minggu, 27 Februari 2011

(Surat Cinta Untuk Sang Aktivis, Musafir Hayat)

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari wajahnya yang manis dan menawan, tetapi dilihat dari kasih sayangnya pada karib kerabat dan orang-orang yang ada disekitarnya. Pantang baginya mengumbar aurat, dan memamerkannya pada siapapun, kecuali pada pasangan hidupnya.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lembut dan mempesona, tetapi dari lembut dan tegasnya tutur dalam mengatakan kebenaran. Dia yang senantiasa menjaga lisan dari segala bentuk dhibah dan namimah. Pantang baginya membuka aib saudara-saudaranya. Dia yang memahami dan merasakan betul jika Allah swt senantiasa mengawasi segala tindak-tanduknya.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari liuk gemulainya kala berjalan, tetapi dari sikap bijaknya memahami keadaan dan persoalan-persoalan. Dia yang senantiasa bersikap tulus dalam membina persahabatan dengan siapapun, dimana dirinya berada. Tak ada perbendaharaan kata “cemburu buta” dalam kamus kehidupannya. Dia yang selalu merasa cukup atas nafkah yang diberikan suami kepadanya. Sabar adalah aura yang terpancar dari wajahnya.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia menghormati dan menyayangi orang-orang ditempat kerjanya, tetapi dilihat dari tata caranya menghormati dan menyayangi orang-orang dirumah dan sekitarnya. Dia yang jika dilihat menyejukan mata dan meredupkan api amarah. Baitii jannatii selalu berusaha dia ciptakan dalam alur kehidupan rumah tangga. Totalitas menyokong dakwah suami dan berdarmabakti mengurus generasi penerus yang berjwa rabbani.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari banyaknya ikhwan yang memuji dan menaruh hati padanya, tetapi dilihat dari kesungguhannya dalam berbakti dan mencintai Allah dan Rasulullah. Pantang baginya mengikuti arus mode yang melenakan dan menyilaukan mata. Dia yang selalu menghindari sesuatu yang syubhat terlebih hal-hal yang di haramka-Nya.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari pandainya dia merayu dan banyaknya air mata yang menitik, tetapi tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan. Dia yang pandai mengatur, membina dan menjaga keharmonisan rumah tangga. Pancaran kasih saying melesat tajam dari tiap nada bicara yang keluar dari bibirnya. Dia yang memiliki perasaan yang tajam untuk selalu berbuat ikhsan kala ditempat umum maupun kala sendiri.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari tingginya gelar dan luasnya wawasan tetapi tingginya ghirah untuk menuntut ilmu dan mengamalkan syariat secara murni dan berkesinambungan.

Tidak ada komentar: