Minggu, 27 Februari 2011

Analisis jurnal dengan judul “Tinjauan Prospek Koperasi Indonesia dari Perspektif Disiplin Ilmu Manajemen Bisnis”

Dalam jurnal ini mengkaji tentang koperasi menghadapi pengaruh yang sebenarnya mendorong terciptanya perubahan karena adanya tantangan dan sekaligus peluang bagi pengembangan koperasi. Namun, dapat pula menjadi ancaman akibat tingkat persaingan yang semakin ketat. Konsekwensinya, manakala koperasi tidak memiliki keunggulan kompetitif, maka perubahan menjadi masalah bagi koperasi. Fakta ini menjadi pertanyaan mendasar bagi koperasi yang dikaji secara komprehensip melalui perspektif disiplin ilmu manajemen bisnid terhadap prospek masa depan koperasi indnesia. Maksud dari tujuan kajian ini yang pertama mengetahui prospek pengembangan koperasi di Indonesia ditinjau dari perspektif ilmu manajemen dan yang kedua menyusun rekomendasi tentang pendekatan pemberdayaan koperasi dalam lingkungan yang berubah dengan mempertimbangkan dimensi ilmu manajmenen.

Jurnal ini menggunakan pendekatan masalah, yang pertama melalui pendekatan globalisasi dan manajemen. Globalisasi adalah suatu fakta kehidupan yang sulit untuk dihindari. Kehidupan terpengaruh oleh arus globalisasi terutama kalangan dunia usaha. Badan usaha yang berkeinginan untuk bertahan dalam pasar dituntut untuk memiliki focus global, tidak hanya perusahaan besar bahkan bisnis kecil pun mulai berorientasi global. Globalisasi mendorong sikap baru yang lebih terbuka dalam mempraktekan manajemen secara internasional. Implikasi dari perkembangan globalisasi terhadap konsepsi, pemikiran dan praktek – praktek manajemen pada berbagai organisasi khususnya pada organisasi bisnis kian tidak terhindarkan. Para pelaku bisnis termasuk koperasi perlu selalu menganalisis pasar, mengenali peluang, memformulasikan strategi pemasaran, mengembangkan taktik dan tindakan spesifik serta menyusun anggaran dan laporan kinerja. Manjaemen bisnis pun perlu menerapkan paradigm baru yaitu manajmen perubahan. Yang kedua menggunakan pendekatan konsepsi manajemen, disini ada beberapa konsep yang pertama adalah konsep kaliran manajemen ilmiah yang muncul sebagai akibat dari kebutuhan organisasi untuk meningkatkan produltivitas. Yang kedua dalah konsep aliran teori organisasi klasik, dalam manajemen ilmiah memikirkan cara meningkatkan produktivitas pabrik dan individu pekerja, sedangka teori organisasi klasik menemukan pedoman pengelolaan organisasi kompleks seperti pabrik. Yang ketiga menggunakan konsep aliran tingkah laku, aliran ini menganggap dimana organisasi juga hidup bagaikan manusia. Yang keempat aliran ilmu manajemen yang menganalisis masalh organisasi, penggunaan sumber daya yang semakin komleks. Yang kelima aliran teori mutakhir manajemen yang menggunakan system kontingensi ( situasional ). Yang ketiga menggunakan pendekatan fungsi dan proses manajemen, yang mendefinisikan manjemen dalam empat fungsi spesifik, yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Yang keempat menggunakan pendekatan system penggajian, hal yang paling mendasar dari manjemen sumber daya manusia sebab adanya tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mendpaatkan koimpensasi. Yang kelima menggunakan pendekatan system karir, bagian dari program pengembangan, penghargaan dan pemeliharaan karyaman. Yang diakui para ahli dan kalangan praktisi manajemen bisnis dapat menunjang produltivitas kerja para karyawan. Yang keenammenggunakan pendekatan efesiensi usaha, ukuran produktifitas dari managerial skill suatu organisasi atau perusahaan. Yang ketujuh menggunakan pendekatan analisis positioning dipakai sebagai strategi manjemen untuk memposisikan perusahaan dalam pasar, yang analisisnya di mulai dari lingkungan internal dan kemudian dilanjtukan dengan analisis di lingkungan eksternal.

Dalam jurnal ini menggunakan metoda kajian studi kepustakaan yang memfokuskan literature koperasi, ekonomi koperasi, manajmen umum, manajmen koperasi serta kajian yang relevan, dan menggunakan observasi lapangan yang menghimpun pendapat para ahli.

Analisis hasil kajian jurnal ini, yang mengobservasi dari Sembilan koperasi. Yang dimulai dari pemahaman konsepsi manajemen, dalam hal pemahaman dijurnal ini dijelaskan yang latar belakang pendidikan strata satu, dapat mendeskripsikan rumusan tugas manajerial dikoperasi dengan baik. Dari Sembilan koperasi yang diteliti ternyata cuma satu koperasi yang mempunyai perancanaan dalam jangka waktu yang panjang yaitu KPSBU Lembang. Sedangkan yang lainnya masih menggunakan perencanaan jangka pendek, yang konsekuensinya perencanaan itu sendiri menjadi tidak jelas. Untuk sumber daya sebagian besar koperasi belum mengalokasikannya secara baik, mulai dari alokasi jadwal, SDM yang terlibat, dan sumber penggunaan masih belum jelas.

Untuk dimensi implementasi hanya KPSBU Lembang yang memiliki dokumen rencana kerja yang dilengkapi dengan SOP dan JUKLIS. Sedangkan KPSBU dua lainnya sudah menerapkan proses perumusan strategis jangka panjang yang melalui beberapa tahapan. Dan yang lainnya belum memiliki rencana strategis dalam jangka panjang yang meliputi visi, misi, tujuan dan strategi serta yang memudahkan pengembangan rencana program pada setiap bidang fungsional atau unit usaha koperasinya yang hanya mempunyai rencana program tahunan. Dengan adanya pemahaman tentang manajemen yang baik belum tentu pengurus dan manajerialnya menjalankan fungsi dan proses perencanaanna secara efektif. Seperti yang diungkapkan oleh sugianto yaitu peneliti, mengungkapkan bahwa pemahaman konseptual manajerial baik pengurus maupun manajer koperasi tidak secara otomatis diikuti oleh komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kinerja manjaerialnya dikoperasi.

Dimensi struktur organisasi dari Sembilan koperasi ini umumnya menggunakan pembagian kerja kedalam unit atau divisi/departemen secara formal melalui keputusan rapat anggota, meskipun dijurnal ini disebutkan bahwa disain struktur kebanyakan dilakukan oleh pengurus dan dijabarkan kedaloam bentuk uraian tugas. Desain ini bervariasi, mulai dari tiga samapi lima jenjang.

Dari Sembilan koperasi yang diteliti dijurnal ini umumnya organisasi koperasi ini menggunakan model organisasi secara fungsional. Tetapi dijurnal ditemukan bahwa ada ketidaksesuaian antara tujuan koperasi yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kuhusnya dan umumnya masyarakat dengan desai tugas. Pada umumnya desain tugas itu tidak membedakan antara fungsi pelayanan dan bisnis, desain itu memilki posisi vital dalam pengembangan kompetensi sumber daya manusia koperasi dan proses inovasi koperasi.

Dimensi pembagian wewenang sudah diatur oleh Undang-undang 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, dimana rapat anggota adalah pemegang kekuasan tertinggi di koperasi, dalam penilitian jurnal ini ada tiga koperasi dari Sembilan koperasi yang dalam hal pendelegasian wewenang dari pengurus kepada manajer sudah mendistribusikan wewenang kepada level dibawahnya secara proporsional. Dan dalam penelitian jurnal ini ditemukan kecenderungan bahwa koperasi yang dipegang oleh pengurus berusia lanjut dan menmegang kepengurusan relaif lama cenderung kurang memberikan wewnang yang proporsional kepada level dibawahnya dengan system pengambilan keputusan komando, model organisasi garis.

Dimensi koordinasi menggerakan kopearsi, ada dua koperasi yang menggunakan standarisasi suatu proses kegiatan yang dijabarkan dalam bentuk SOP, JUKNIS, JUKLAK yang dirasakan adanya suasana kerja yang dinamis dengan aktifitas usaha berjalan dengan baik. Dalam dimensi kerjasama antar koperasi, dari Sembilan koperasi yang diteliti dalam jurnal ini pada umumnya belum memanfaatkan kerjasama antar koperasi baik dalam bentuk aliansi strategis, integrasi vertical maupun integrasi horizontal.

Keragaman proses pengendalian, dalam jurnal ini memfokuskan kepada beberapa indicator dan pada umumnya dari Sembilan koperasi ini bahwa proses pengendalian manajemen koperasi pada umumnya masuk dalam kategori kurang sampai sedang. Kondisi ini erat dengan proses perencanaan yang lemah, perumusan tujuan dan alokasi sumberdaya yang tidak jelas dan berdampak pada penempatan standar untuk pengendalian menjadi biasa. Pada system penggajian pada beberapa koperasi ini bervariasi, pada kopearsi ini proses penerapan manjemen dikoperasi maka semakin baik pula penerapan system renumerasinya. Tapi ada beberapa koperasi yang belum memilki renumerasi yang jelas. Secara umum kompensasi dikatakan bahwa rata-rata kompensasi yang diterima oleh karyawan koperasi untuk jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, beban kerja dan pengalaman yang sama dibandingkan dengan kompensasi yang diberiakan oleh perusahaan swasta yang relative masih rendah. Disini dikaitkan dengan beberapa ahli yang menghubungkan kompenasasi dalam kinerja karyawan koperasi. Untuk system karir dikoperasi masih belum jelas karena keterbatasan jabatan yang ada dikoperasi. I

Efesiensi usaha koperasi, dijurnal ini banyak memfokuskkan ke efesiensi biaya, mulai dari kondisi empiric, kondisi yang menunjukan keadaan positif, sampai para ahli yang mengkritisi kegagalan koperasi kegagalan koperasi di Negara berkembang dan merumuskan bagaimana upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi koperasi. Positioning koperasi terhadap koperasi yang di observasi pada umumnya rata-rata kinerjanya masih rendah, terutama dilihat dari efesiensi secara empiris berkaitan erat denagn lemahnya proses manajemen yang berawal dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang lemah termasuk system renumasi dan system karir. Dan hanya dua koperasi yang menerapkan prinsip dan proses manajemen dengan relative baik. Di jurnal ini dijelaskan bahwa ada factor yang i menjadi penyebab secara simultan memiliki pengaruh dominan terhadap positioning koperasi yang sangat buruk, yaitu factor koperasi yang tidak memiliki cukup sumber daya yang kompeten di bidang manajerial dan memiliki pengetahuan dan kopetensi yang cukup baik tetapi tidak memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan ilmu manajemen di koperasi. Dan disebutkan pula tahapan-tahapan untuk melakukan strategi positioning yang baik.

Jadi pada jurnal ini banyak membahas bagaimana seharusnya pengurus koperasi dalam menjalankan kemajuan koperasi yang pada umumnya masih cenderung lamban dan bahkan stagnant ditengarai oleh kelemahan fundamental dalam penerapan fungsi-fungsi manajemen, manajerial yang masih tidak jelas tujuannya, apalagi menyaingi perusahaan swasta lainnya yang lebih unggul dari segi modal, konsisi masyarakat yang sudah semakin pragmatis dan rasional yang akan beralih kepada lembaga ekonomi yang mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih baik. Padahal koperasi menggunakan system yang tidak membeda-bedakan anggotanya, yang mempunyai tujuan bukan hanya memprioritaskan untuk mencari keuntungan tetapi mensejahterakan anggota pda khusunya dan masyarakat pada umumnya dengan menggunakan azas kekeluargaan yang tidak membenarkan adanya perasingan antar anggota, pengurus, atau pengawas.

Dan perkembangan era globalisasi yang berpengaruh terhadap manajemen organisasi koperasi, yang membuat manajemen koperasi diubah menjadi manjaemen perubahan. Dimana system manajemen perubahan itu diterapakan pada oragnisasi koperasi, yang memperbaiki kinerja koperasi dengan mengembalikan peran dan fungsi koperasi. Dan perubahan itu ditumbuhkan pada lingkungan internal dalam koperasi walaupun pada dasarnya pemerintah yang memprakarsai perubahan itu.

Tidak ada komentar: