Kamis, 22 Mei 2008

perasaan dan kenyataan

Setiap manusia tak pernah lepas dari kesalahan, tanpa tahu apa yang di lakukanya itu adalah merugikan bagi dirinya sendiri.
tapi dia sendiri tidak tahu, apa yang harus dia lakukan, perasaan dan kenyataan tak selamanya bisa bersatu.
dua pilihan yang harus dia tempuh, pertama dia memilih perasaan dan mengorbankan kenyataan yang ada, kedua dia memilih kenyataan yang ada dan mengorbankan perasaannya.
Memilih perasaan dan mengorbankan kenyataan yang ada.
perasaan yang tumbuh di hatinya, perasaan yang sebagai fitrah bagi manusia. Tanpa dia menginginkan cinta dari orang yang sudah di pilih oleh hatinya, hati yang tak pernah berdusta, dan cinta adalah anugerah yang di berikan oleh tuhan untuk manusia, tanpa dia tahu orang itulah yang membuka hatinya dan menempatinya, hati yang selama ini dia tutup, karna dia takut kalau dia akan lebih mencintai orang itu dari pada tuhanya. Tuhan yang selama ini tak pernah meninggalkannya, tuhan yang selalu ada di hatinya, yang selalu ada kapan dan di manapun dia berada, dan tuhan yang selalu ada dalam keadaan apapun.
Tapi sekarang dia menyadari, kalau kini hatinya bukan seutuhnya milik dia lagi, tak seutuhnya milik tuhannya lagi, hati itu telah di miliki oleh orang lain, dan sekarang dia menyadari semua itu, saat orang yamg telah menempati hatinya pergi dari sampingnya.
Kini hari - harinya, bukan seutuhnya milik dirinya sendiri dan tuhannya, dia telah jatuh kedalam cinta yang seharusnya tidak datang pada saat ini, kini dia terpuruk dalam kesedihan yang membuat diasemakin terluka.
Memilih kenyataan dari pada perasaan.
kenyataan yang membuat dia mengorbankan perasaannya, banyak hal yang harus dia pikirkan, banyak hal yang harus dia lakukan, banyak hal itulah yang membuatnya mengorbankan perasaannya, perasaan yang telah hadir di hatinya. yang dia pikirkan, kenyataan yang saat ini jauh lebih penting dari pada mementingkan perasaannya, hal yang lebih pentin, bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk orang yang dia cinta dan untuk kebahagiaan orang - orang yang ada di sekitarnya, dan dia tak mau melanggar apa yang sudah menjadi aturan - aturan agamanya, agama yang dia pilih dan agama yang dia yakini. walaupun dia tahu, tak ada manusia yang sempurna di dunia ini, cuma ada satu manusia yang sempurna, yaiti Rosullah. Yaitu manusia yang di plih oleh tuhan sebagai teladan bagi umat manusia, manusia yang di kenal kesabarannya dalam menyampaikan risalahnya, manusia yang di kenal kearifannya, kebijaksanaannya dalam kepemimpinannya.
Dia tahu semua itu, tapi dia ingin menjadi seorang muslim seutuhnya, bahwa dalam agamanya, tak mengenal kata " pacaran ", tapi sebuah " pernikahan ". pernikahan yang sudah di sunnahkan oleh rosulnya. Dalam pacaran, banyak batasan - batasan yang harus dia lakukan, tapi dalam sebuah pernikahan, tak ada lagi batasan - batasan yang harus dia lakukan, tak ada lagi larangan dalam agama yang dia yakini.
Dan dia juga tak mau dan takut, hatinya akan sepenuhnya di miliki oleh orang itu, dia tak mau cinta yang datang bukan pada saatnya itu merubah dirinya, merubah hatinya, merubah cintanya kepada tuhanya.
Dia selalu berusaha untuk bisa melupakannya, dengan cara mendekatkan dirinya, kepada tuhannya. menjadikan hari - harinya untuk hal yang jauh lebuh bermanfaat, dari pada dia terpuruk dalam kesedihan yang membawa dia kedalam kehancuran. walaupun awalnya dia terluka, tapi dia yakin bahwa tuhannya akan menolongnya, dan dia jiga yakin, tak ada yang sia - sia di dunia ini.
Di setiap kejadian, entah itu kebahagiaan ataupun kesedihan, pasti tersimpan hikmah yang begitu besar di balik semua itu.
Bahwa tak selamanya kita kita hidup, hanya mementingkan perasaan kita saja, ada saatnya [erasaan itu kita korbankan untuk kebahagiaan bersama.
Jangan pernah menangis dan menyesali apa yang sudah terjadi, selama itu tidak melanggar norma dan aturan agama. tapi menjadikan itu semua sebagai pelajaran yang paling berharga buat kita

Tidak ada komentar: