Sabtu, 10 November 2012

Do'a Puasa yang Shaih


“Biasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim.”
Hadits diatas diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya (2358), Adz Dzahabi dalam Al Muhadzab (4/1616), Ibnu Katsir dalam Irsyadul Faqih (289/1), Ibnul Mulaqqin dalam Badrul Munir (5/710)

Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341) : “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga didhaifkan oleh Asy Syaukani dalam Nailul Authar (4/301), juga oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Dan doa dengan lafadz yang semisal, semua berkisar antara hadits lemah dan munkar.

Hadis ini juga termasuk salah satu dari 12 hadits lemah dan palsu seputar Ramadhan yang ditulis oleh Yulian Purnama dan Muraja’ah Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar dalam artikel muslim.or.id

Yang benar, doa berbuka puasa yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam terdapat dalam hadits:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa :

ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah

(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)”

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud (2357), Ad Daruquthni (2/401), dan dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232 juga oleh Al Albani di Shahih Sunan Abi Daud.

Oleh karena itu, sebaiknya doa ini yang dibaca di saat berbuka puasa. Namun demikian, bukan berarti doa buka puasa yang pertama tidak boleh dipakai. Sebab, terkait dengan doa selama baik dan tidak bertentangan dengan syariat, itu boleh diamalkan.

Tidak ada komentar: